Tim Pengabdian Dosen Biologi UNM Tingkatkan Kompetensi Guru Gowa melalui Pendekatan STEAM

Kabupaten Gowa menjadi lokasi pelaksanaan program pengabdian masyarakat Peningkatan Kompetensi Guru dalam Pengajaran STEAM untuk Mendukung Proyek P5 yang berlangsung di SMP Negeri 1 Sungguminasa pada Kamis, 28 Agustus 2025. Kegiatan ini diketuai oleh Dr. Ismail M.S. bersama tim dosen Arsad Bahri, Dian Dwi Putri Ulan Sari Patongai, Muliana GH, dan Nur Aisyah Ainun, didukung hibah PNBP Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) Universitas Negeri Makassar tahun 2025. Seluruh tim merupakan dosen Jurusan Biologi FMIPA UNM.

Pelatihan menghadirkan pendekatan STEAM (Science, Technology, Engineering, Arts, Mathematics) yang diintegrasikan dengan proyek Profil Pelajar Pancasila (P5). Produk yang dihasilkan berupa sistem hidroponik sederhana, dipilih karena relevan dengan isu ketahanan pangan, ramah lingkungan, serta memberi peluang siswa untuk belajar sains secara aplikatif. Kegiatan ini dirancang dengan tujuan meningkatkan kompetensi guru melalui pelatihan berbasis praktik, pendampingan intensif, serta pembentukan komunitas belajar.

Dr. Ismail MS menegaskan pentingnya penguasaan STEAM dalam pembelajaran P5. Guru, menurutnya, tidak cukup hanya menyampaikan teori, melainkan perlu membimbing siswa memecahkan persoalan nyata melalui proyek lintas disiplin. Hidroponik dianggap sebagai contoh ideal karena menggabungkan sains, teknologi, rekayasa, seni, dan matematika dalam satu praktik pembelajaran yang kreatif sekaligus produktif.

Guru peserta diberikan pelatihan mulai dari mendesain rangka hidroponik, menghitung kebutuhan nutrisi, merakit pompa air sederhana, hingga menambahkan elemen estetika agar menarik. Seluruh proses berlangsung interaktif, menumbuhkan semangat kolaborasi dan eksperimen.

Antusiasme guru terlihat jelas sepanjang sesi. Seorang guru SMP Negeri 1 Sungguminasa menuturkan, “Kami merasa terbantu karena proyek P5 seringkali terasa abstrak. Dengan hidroponik, kami punya contoh nyata yang bisa diterapkan di sekolah.” Guru lain menambahkan, “Pelatihan ini membuka wawasan baru. Siswa nantinya bisa belajar sains sekaligus berkebun dengan cara modern, dan itu pasti membuat mereka lebih bersemangat.”

Produk hidroponik yang lahir dari kegiatan ini menjadi model awal bagi pengembangan proyek P5 di sekolah Kabupaten Gowa. Guru tidak hanya memperoleh keterampilan teknis, tetapi juga inspirasi untuk menghadirkan pembelajaran kolaboratif yang bernilai praktis. Sekolah menilai program ini sebagai langkah maju dalam memperkaya implementasi kurikulum merdeka.

Tim pengabdian menegaskan komitmennya untuk mendampingi implementasi lanjutan. Kabupaten Gowa ditargetkan menjadi percontohan nasional penerapan proyek P5 berbasis STEAM dengan produk hidroponik yang kreatif, ramah lingkungan, dan berdaya guna.

Leave a Reply

Translate »