Ibu-ibu di Sokkolia sudah dapat mengolah pisang menjadi tape. Ko bisa??

Juusan Biologi – Pisang merupakan buah tropis yang sangat popular. Di Indonesia sendiri pisang bisa didapatkan dimanapun dan kapanpun tanpa mengenal musim. Harganya pun relatif murah sehingga dapat dijangkau semua kalangan. Tapi jangan terjerat hanya dengan murahnya saja ya, karena pisang juga memiliki nutrisi luar biasa diantaranya adalah Protein, Lemak, Karbohidrat, Serat, Kalsium, Fosfor, Natrium, Kalium, beta karoten, vitamin B kompleks, Vitamin C, dan niasin.

Desa Sokkolia yang terletak di kecamatan Bontomarannu Kabupaten Gowa merupakan sentra pertanian yang salah satu komoditasnya adalah pisang, utamanya pisang kepok. Biasanya, pisang dijual langsung setelah dipanen atau dikonsumsi sendiri oleh petani baik setelah diolah dengan cara penggorengan maupun pengukusan. Olahan pisang ini sangat familiar di masyarakat lokal maupun Sulawesi Selatan.

Di sisi lain, dosen-dosen Biologi Universitas Negeri Makassar yang tiga diantaranya adalah Hamka L., Nani Kurnia dan Sahribulan melihat potensi pisang kepok yang ada di Sokkolia. Menurut ketiga dosen tersebut, potensi ekonomi maupun nutrisi pada pisang kepok dapat ditingkatkan melalui proses fermentasi menjadi tape pisang. Oleh karena itu, melalui Program PKM PNBP FMIPA UNM mereka melakukan pelatihan yang berjudul PKM DIVERSIFIKASI OLAHAN BUAH PISANG KEPOK UNTUK USAHA RUMAH TANGGA DI DESA SOKKOLIA KECAMATAN BONTOMARANNU KABUPATEN GOWA. Melalui program ini, salah satu pengolahan pisang yang ditawarkan adalah mengolah pisang melalui proses fermentasi menjadi tape pisang.

Pelatihan tersebut dilakukan pada hari Sabtu 10 Juli 2021, setelah acara pembukaan di Kantor Desa Sokkolia, pelatihan dilaksanakan di dusun Borong Bulo Jl Pakingkingan. Acara ini dihadiri oleh 10 orang  Ibu-ibu penduduk desa Sokkolia. Mereka diberi pengetahuan mengenai tingginya nutrisi yang ada pada pisang dan mengapa fermentasi dapat meningkatkan nutrisi pada pisang. Mereka juga diberi pengetahuan mengenai potensi ekonomi pada tape pisang. Selain pengetahuan, peserta juga diberi kesempatan untuk melakukan uji organoleptic pada tape pisang yang sudah disediakan oleh tim pelatih. Selanjutnya, bagian terpenting dari kegiatan ini adalah setiap peserta mendapat kesempatan untuk membuat tape pisang dan membawanya pulang untuk dinikmati di rumahnya masing-masing.

Nah, sekarang Ibu-ibu di desa Sokkolia telah mengetahui dan dapat membuat tape pisang, bagaimana dengan anda? Apakah anda juga tertarik untuk membuatnya??

Leave a Reply

Translate »